Spartacus bukan film legenda, tetapi sebuah cerita sejarah. Menurut seorang ahli sejarah dia seperti tentara Roma yang ditinggalkan, ditangkap kembali, kemudian dijual ke perbudakan. Ketika menjalani pendidikan di sebuah sekolah perbudakan Capua, Spartacus memimpin pemberontakan, yang kemudian berkembang menjadi 70000 orang. Awalnya pasukan yang dipimpin Spartacus selalu menang dalam pertempuran. Tetapi kemudian mereka dikalahkan, ditangkap dan disalibkan di jalan menuju Roma.
Betapa kontrasnya dengan kisah Rasul Paulus. Saulus dilahirkan sebagai seorang yang bebas yang dipersiapkan menjadi budak. Kisah Para Rasul 9 mencatat hari yang menentukan, yaitu ketika Saulus bertemu muka dengan muka dengan Juruselamat yang ditentangnya. Mulai saat itu dia melayani Yesus dengan segenap hati. Spartacus dipaksa untuk melayani pemimpin Roma. Tetapi Paulus, dengan sukarela menjadi budak untuk Yesus Kristus.
Di dalam hati orang-orang percaya terjadi peperangan rohani antara dosa dan kebenaran. Tunduk pada dosa atau taat pada Tuhan yang telah menjadikan kita orang merdeka (Roma 6:16; Yohanes 8:34). Kemerdekaan kita yang tertinggi adalah melayani Dia yang telah menciptakan dan menyelamatkan kita.
0 comments:
Posting Komentar